Tatalaksana Anestesia pada Pasien Dewasa dengan Kelainan Jantung Kongenital untuk Pembedahan Jantung dan Non Jantung

Congenital heart disease is the common pathologic conditions on 0,5%-1% of the birth rate. Among them, a complex malformation of the heart viewer again (0,15% of the birth rate). Congenital heart disease is one of most congenital disease and including 30% of the numbers total congenital disease burden. Along with the decline in the number of rheumatic heart disease, Congenital heart disease has become a major cause of heart disease in children in developing countries, where 10-15% of children who are miserable to have congenital abnormalities in the bone organ, urogenital and gastrointestinal. About 10-15% of patients this can survive PJK without handling to adulthood, but most require a heart surgery as children. Nine lesions consisting of more than 80% of congenital heart disease, while the rest is made up of a variety of unusual lesions and complex. The population of patients is increasing as much as adult congenital heart disease 5% annually, so that anestesiologis can find, every one of the patients at his practice as cardiac surgery or non-cardiac surgery. Proper handling required for this case, especially in a non-surgical procedure of cardiac and obstetric, where the understanding of the pathophysiology will influence the decisions of the operations team. Hipoksemia, arrhythmia, pulmonal hypertension, and ventricular dysfunction are some of the most common symptoms in adult congenital heart disease. Priority for the anestesiologis specified by the understanding of the pathophysiology and haemodynamic from every patient. Understanding pathophysiological conditions, well preparation of the preoperative include good communication with the surgeon, the proper use of antibiotics as well as anticipation of haemodynamic disorders quickly to determine the success of the operation and the patient’s quality of life.

Penyakit jantung kongenital (PJK) merupakan kondisi patologis yang umum pada 0,5%-1% dari angka kelahiran. Diantaranya, merupakan malformasi kompleks yang jumlahnya lebih sedikit lagi (0,15% dari angka kelahiran). PJK merupakan salah satu penyakit kongenital terbanyak dan termasuk 30% diantara angka total beban penyakit bawaan. Seiring dengan penurunan angka penyakit jantung rematik, PJK telah menjadi penyebab utama penyakit jantung pada anak-anak di negara berkembang, dimana 10-15% dari anak-anak yang menderitanya mempunyai kelainan bawaan pada organ tulang, saluran kemih atau gastrointestinal. Sekitar 10-15% pasien PJK ini dapat bertahan hidup tanpa penanganan sampai dewasa, namun kebanyakan memerlukan pembedahan jantung saat masih anak-anak. Sembilan lesi terdiri lebih dari 80% dari penyakit jantung bawaan, sementara sisanya terdiri dari berbagai lesi yang tidak biasa dan kompleks. Populasi penderita PJK dewasa ini meningkat sebanyak 5% setiap tahunnya, sehingga, setiap anestesiologis dapat menemukan salah satu pasien ini pada praktik sehari-harinya saat pembedahan jantung atau non- jantung. Penanganan yang tepat diperlukan untuk kasus ini, terutama pada prosedur bedah non-jantung dan obstetrik, dimana pemahaman terhadap patofisiologi akan mempengaruhi keputusan tim operasi. Aritmia, hipoksemia, hipertensi pulmonal, dan disfungsi ventrikel adalah beberapa gejala yang paling sering dijumpai pada PJK dewasa. Prioritas bagi anestesiologis ditentukan melalui pemahaman terhadap patofisiologi dan hemodinamik dari setiap pasien. Pemahaman kondisi patofisiologi, persiapan preoperatif yang adekuat termasuk komunikasi yang baik dengan dokter bedah, penggunaan antibiotik yang tepat serta antisipasi cepat terhadap kelainan hemodinamik menentukan keberhasilan operasi dan kualitas hidup pasien selanjutnya.