Manajemen Nyeri pada Pasien dengan Toleransi Opioid

The number of patients prescribed opioids has grown rapidly over the last decade. The burden of chronic pain is more widely recognized and there has been an increase in the use of opioid for both cancer and non-cancer pain. As a result, the proportion of opioid-tolerant requiring acute pain management has increased, often presenting clinicians with greater challenges than those faced when treating the opioid naïve. The aims of opioid treatment include effective relief of acute pain, prevention of drug withdrawal, assistance with any related social, psychiatric and behavioural issues and ensuring continuity of long-term care. Pharmacological approaches incorporate the continuation of usual medication, short term use of sometimes much higher than average dose of additional opioid, and prescription of non-opioid and adjuvant drugs, aiming to improve pain relief and attenuate opioid tolerance and opioid induced hyperalgesia

.

Jumlah pasien yang diresepkan opioid telah berkembang pesat selama dekade terakhir. Kasus nyeri kronis menjadi lebih banyak dan telah terjadi peningkatan penggunaan opioid untuk nyeri kanker maupun non- kanker. Akibatnya, proporsi pasien dengan toleransi opioid yang membutuhkan manajemen nyeri akut telah meningkat. Hal ini sering menghadapkan dokter dengan tantangan yang lebih besar daripada yang dihadapi saat merawat pasien respon opioid. Tujuan pengobatan opioid adalah menghilangkan nyeri akut dengan efektif, mencegah penarikan obat, memberikan bantuan masalah sosial, kejiwaan dan perilaku, dan memastikan kesinambungan perawatan jangka panjang. Pendekatan farmakologis menggabungkan kelanjutan dari pengobatan biasa, penggunaan jangka pendek, dan peresepan obat non-opioid dan ajuvan, untuk meningkatkan efek analgetik sekaligus menurunkan toleransi opioid dan hiperalgesia yang diinduksi opioid.