Manajemen Perioperatif pada Pasien dengan Sindrom Brugada

Background: Brugada syndrome is a congenital disease characterized by Right Bundle Branch Block (RBBB) with an increase in the ST segment in the right precordial sadapans and is associated with sudden death and lethal arrhythmias. Brugada syndrome is reported to be responsible for 4% of all sudden deaths and 20% of sudden deaths in those who do not suffer from structural heart disease and is the sadapaning cause of death in subjects under the age of 40 years. We reported a 40 years-old man with diagnosis of SO Filled Eye OD and was planned to underwent an OD Evacuation SO. There was Brugada ECG type 2 in this patient without any history and clinical symptoms of Brugada. Anesthesia was carried out with GA LMA Supreme No. 4 and induction of anesthesia with Sevoflurane inhalation agents. Monitoring during operations with 5 sadapan ECGs, NIBP, SpO2 and IOC. Patient’s hemodynamics during surgery was managed to be stable without any turmoil that can cause arrhythmias and VT VF. After the operation, monitoring in the recovery room was carried out for 4 hours and after being stabilized returned to the ward.

Sindrom Brugada adalah penyakit bawaan yang ditandai oleh Right Bundle Branch Block (RBBB) dengan peningkatan segmen ST pada sadapan prekordial kanan dan berhubungan dengan kematian mendadak dan aritmia yang mematikan. Sindrom Brugada dilaporkan bertanggung jawab atas 4% dari semua kematian mendadak dan 20% kematian mendadak pada mereka yang tidak menderita penyakit jantung struktural dan merupakan penyebab utama kematian pada subjek di bawah usia 40 tahun. Dilaporkan laki-laki usia 40 tahun dengan diagnosis OD SO Filled Eye yang dilakukan tindakan OD evakuasi SO. Pada pasien ditemukan gambaran EKG Brugada tipe 2 tanpa adanya riwayat dan gejala klinis Brugada. Pembiusan dilakukan dengan GA LMA Supreme no.4 dan induksi anestesi dengan agen inhalasi Sevoflurane. Monitoring selama operasi dengan EKG 5 sadapan, NIBP, SpO2 dan IOC. Hemodiamik pasien selama operasi berhasil dijaga stabil tanpa ada gejolak yang dapat menyebabkan terjadinya aritmia bahkan VT/VF. Setelah operasi, dilakukan pemantauan di ruang pemulihan selama 4 jam dan setelah stabil dikembalikan ke bangsal.