Hubungan Antara Mikroalbuminuria dan Skor SOFA pada Pasien Sepsis yang Dirawat di ICU RSUP Dr Sardjito

Latar belakang: Sepsis menyebabkan keluarnya mediator inflamasi ke dalam sirkulasi. Akibat adanya mediator inflamasi dan stres oksidatif terjadi peningkatan permeabilitas kapiler termasuk glomerulus renalis. Manifestasi pada glomerulus akibat disfungsi endotelium adalah meningkatnnya ekskresi albumin dalam urin. Mikroalbuminuria menggambarkan peningkatan permeabilitas mikrosirkulasi. Mikroalbuminuria didefinisikan ekskresi albumin pada urin 30-300 mg/24 jam, terjadi secara cepat setelah inflamasi dan berhubungan dengan tingkat keparahan pada sepsis. Skor SOFA merupakan salah satu parameter untuk menilai tingkat keparahan disfungsi organ.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara mikroalbuminuria dan skor SOFA sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr. Sardjito.
Metode: Penelitian ini merupakan studi korelasi observasional. Penelitian akan dilakukan di ICU RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr. Sardjito yang berumur lebih dari 18 tahun, kriteria eksklusi: pasien diabetes mellitus, anuria, gagal ginjal kronis (CKD), hamil, trauma urologi, sindrom nefrotik, infeksi saluran kencing. Kriteria drop out: subyek ingin berhenti dari penelitian ketika penelitian berlangsung, subyek meninggal kurang dari 48 jam sehingga data tidak lengkap. Urin dikumpulkan pada 24 jam pertama (H-0), 48 jam pertama (H-1), dan 72 jam pertama (H-3). Mikroalbuminuria diperiksa di laboratorium. Skor SOFA diperiksa dan dilakukan studi korelasi untuk mengetahui hubungan dengan mikroalbuminuria.
Hasil: Jumlah subyek yang memenuhi kriteria inklusi 35 sampel, 20 subyek dieksklusi, 1 sampel drop out. Pada penelitian ini didapatkan subyek 57,1% laki laki dan 42,9% perempuan, rata-rata skor SOFA 9,4 ± 3,4, rata-rata mikroalbuminuria 132 ± 75,2 mg/l. Subyek dengan syok sepsis 42,9% dan semua subyek memerlukan ventilator. Mortalitas 50%, infeksi terutama dari sistem respirasi (42,9%), dan bakteri utama Acinebacter baumanii. Rata-rata skor SOFA subyek yang hidup 6,43 ± 2,80 dan yang meninggal 10,34 ± 3,00, mikroalbuminuria subyek yang hidup rata-rata 82,10 ± 70,73 mg/l dan subyek meninggal 167,71 ± 46,81 mg/l. Terdapat korelasi antara mikroalbuminuria dan skor SOFA dengan kekuatan r: 0,627 dan p: 0,016. Skor SOFA >7 memiliki risiko kematian 16 kali dan mikroalbuminuria >156,35 memiliki risiko kematian 36 kali. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara mikroalbuminuria dan skor SOFA pada pasien sepsis yang dirawat di ICU RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.