PERBANDINGAN DAYA GUNA PROFILAKSIS PETHIDINE 0,5 MG/KGBB, TRAMADOL 1 MG/KGBB DAN KETAMIN 1 MG/KGBB UNTUK MENCEGAH SHIVERING PASCA OPERASI LAPARASKOPI DENGAN ANESTESI UMUM

Background: Post anaesthesia shivering is a autonom mechanism compensation against fall body temperature to increased heat body production. Hypothermia during operation is primary cause post anaesthetic shivering. Shivering can increased cardiac activity, intraocular pressure, intracranial pressure and create postoperative discomfort condition.

Objective: The aim of this study is compare effectivity of pethidin 0,5 mg/kg, tramadol 1 mg/kg and ketamin 0,5 mg/kg as a prophylactic drug of shivering after laparascopy surgery with general anesthesia.
Methods: This study is double blind randomized controlled trial. The subject were 193 patient, male or female with age 18-60, physical status of ASA I and II, who undergo of laparascopy surgery with general anesthesia. Subject were divided into three group. Group P with pethidin 0,5 mg/kg, group T with tramadol 1 mg/kg, group K with ketamin 0,5 mg/kg, drug were diluted with 10 mL normal saline. Prophylactic drugs given when super cial skin closure.

Results: Is done measurement systolic blood pressure, diastolic blood pressure, heart rate and body temperature. Measurement done before procedure anaesthesia, during anesthesia and at the recovery room. Conclusion : Shivering assessment began after terminating inhalation anaesthesia agen.

Latar belakang: Shivering pasca anestesi umum merupakan mekanisme kompensasi otonom terhadap penurunan suhu tubuh, untuk meningkatkan produksi panas tubuh. Penyebab utama shivering pasca anestesi umum adalah hipotermi selama berlangsungnya operasi. Shivering dapat menyebabkan peningkatan kerja jantung, tekanan intra okuler, tekanan intrakranial dan menimbulkan kondisi ketidaknyamanan pasca operasi. Tujuan: penelitian ini adalah membandingkan daya guna pethidin 0,5 mg/kgbb, tramadol 1 mg/kgbb dan ketamin 0,5 mg/kgbb sebagai pro laksis kejadian shivering pasca operasi laparaskopi dengan anestesi umum. Metode: Rancangan penelitian ini adalah Randomized Controlled Trial (RCT) dengan pembutaan ganda. Subyek penelitian dilakukan pada 193 pasien, laki-laki dan perempuan usia 18-60 tahun, status sik ASA I dan II, yang menjalani operasi laparaskopi dengan anestesi umum. Subyek penelitian dibagi dalam tiga kelompok, kelompok P adalah kelompok pemberian pethidin 0,5 mg/kgbb, kelompok T adalah kelompok pemberian tramadol 1 mg/kgbb, dan ketamin 0,5 mg/kgbb, obat diberikan secara intravena diencerkan dalam 10 mL normal saline. Obat pro laksis shivering diberikan saat penjahitan lapisan kulit paling luar. Hasil: Dilakukan pengukuran tekanan darah sistolik (TDS), tekanan darah diastolic (TDD), heart rate (HR), dan suhu tubuh. Pengukuran dilakukan sebelum dilakukan tindakan anestesi, selama anestesi dan di ruang pulih sadar.

Kesimpulan: Penilaian kejadian shivering dimulai setelah agen anestesi inhalasi dimatikan.